Wednesday, July 28, 2010

Salahkah?

Bukan rasa sayangku yang salah, tapi kepada siapa aku sayang itulah yang salah. Ini kisahku, kisah nyataku, yang saat ini aku rasakan. Rasanya sama- sama sulit untuk memendam ataupun mengeluarkan isi hatiku ini. Ini sebuah kesalahan, yang sebenarnya tak bersalah.

Ketika aku jatuh cinta kepada seseorang yang lebih pantas ku panggil "Kakak".

Dia laki- laki, dan aku perempuan. Sayang, ada pembatas diantara kita. Sesuatu yang kuat namun tak terlihat. Yaitu, Usia. Kalau saja aku dan dia tidak terpisah dengan perbedaan usia sekitar 6 tahun, mungkin sudah lama kami............ ya menjalin hubungan. Oh, tidak.

Hey ini serius! Awalnya aku tak pernah sekalipun berpikir bahwa aku akan menyukainya. Dia dekat denganku, Dia perhatian denganku, Dia baik, Dia ramah, lucu, dan tampan. Kupikir ini hanya rasa antara seorang "Adik" terhadap seorang "Kakak". Karena kedekatan kami memang terlihat hanya sebatas itu.

Tapi hari berganti hari, aku mulai sering merasakan sesuatu yang aneh. Ibarat kuncup bunga yang mulai mekar, Hatiku seperti terbuka, menangkap sinar, sinar cinta darinya. Haha. Lucu ya? Awalnya aku memang tertawa terbahak - bahak karenanya, merasa bahwa aku sudah gila karena sempat berpikir aku menyukainya. Tapi tidak, sesungguhnya hanya secuil dari hatiku yang tertawa, hanya rasa gengsiku yang mengatakan itu salah. Karena sebagian besar hatiku berkata, Aku Jatuh Cinta Padanya.

Dia bilang dia suka padaku, ya dia bilang begitu. Di depan mukaku, tepat ketika kami sedang jalan berdua. Dia mengaku, memberanikan diri. Aku kaget, lebih tepatnya kaget sekali. Rasanya tubuhku melayang sampai ke kayangan. Terbang bersama indahnya cinta. Oh Tuhan, Tapi dia "Kakak" ku bagaimana mungkin dia bisa menyukaiku? lebih dari sewajarnya?

Aku pun jujur, mengungkapkan apa yang aku rasakan. Mengatakan bahwa aku menyayanginya lebih dari seorang "Adik" terhadap "Kakak". Tapi aku sadar dan berkata kalau rasa sayangku padanya tidak menuntut akhir yang sempurna, bahkan memang rasaku ini tak berani berharap. Hanya sekedar rasa sayang yang jauh lebih baik untuk dipendam dan jadi cerita.

Akhirnya pun hanya ini, kami memang hanya tercipta untuk saling melindungi, adanyapun rasa saling sayang, Tuhan toh sudah mengatakan kami memang bertemu bukan untuk bersatu. Tapi aku tetap bahagia, Toh rasa ini tetap terasa manis dan indah dengan segala kesederhanaannya.

No comments:

Post a Comment