Monday, August 9, 2010

Leaving On A Jet Plane

Itu judul lagu, yaa aku suka menggambarkan hidupku dengan lagu. Aku bukan seorang penyair yang bisa menuangkan isi hatiku melalui puisi, aku bukan penulis handal yang bisa menuangkan isi hatiku melalui buku atau tulisan, aku bukan pelukis yang bisa menuangkan isi hatiku melalui lukisan. Yang cukup kukuasai hanya menyanyi dan menari. Sejak kecil aku suka keduanya. Kadang kalau kepalaku ini penuh dengan pikiran yang membuat otak ku panas, aku suka menari dikamar atau memilih berlatih menari bersama seniorku. Atau kadang aku mendengarkan musik sambil bernyanyi. Dan inilah yang kulakukan saat ini, sambil mengisi blog bodohku yang kuharap tak banyak orang membaca :D

All my bags are packed, I'm ready to go
I'm standing here outside your door
I hate to wake you up to say goodbye

But the dawn is breaking its early morn
The taxi's waiting he's blowin' his horn
Already I'm so lonesome I could die

Rasanya aku ini......... Dilema tingkat kelangit ketujuh, sungguh mau melayang rasanya. Begini ceritanya, Aku harus kembali ke Jakarta. Bukan untuk berlibur, melainkan tinggal kembali. Kemarin sehabisa aku menyempatkan diri ke Jakarta sebentar untuk menonton konser All Time Low- yang sangat keren itu- ternyata mengubah hidupku, mengubah masa depanku. Memang terdengar lebay, tapi ini sungguh. Aku harus pindah lagi ke Jakarta. Tak bisa kujelaskan dengan detail mengapa, yang jelas ini sesuatu yang penting, bahkan sangat penting.

So kiss me and smile for me
Tell me that you'll wait for me
Hold me like you'll never let me go
'Cause I'm leaving on a jet plane
Dont know when i'll be back again
Oh babe, I hate to go

Aku tidak meninggalkan kekasih. bukan karena itu aku menangis, tapi karena aku meninggalkan teman- teman terbaikku yang sudah ku anggap keluarga ku, guru- guru terhebat yang sudah ku anggap orangtua keduaku, dan kasih yang tak sampai yang sudah kuanggap kekasihku. Hahhaha. Miris ya? Kalian tau, bahwa meninggalkan seorang kekasih lebih baik dari pada meninggalkan seseorang yang kita sayang yang tidak pernah menjadi milik kita. Itu menyakitkan. Aku tak pernah bisa mengatakan "Aku sayang kamu" atau apa padanya. Hanya sebatas kepedulianku yang kuperlihatkan selama ini padanya. Sampai saat ini, saat aku harus pergi meninggalkannya. Rasanya Aku ini manusia bodoh yang tidak pernah beruntung. Duh, bayangkan betapa buruknya diriku. Is better to regret something that you've done that regret something that you haven't done.

Tapi aku tau hidup itu selalu impas. Ada saatnya aku menangisi, ada saatnya aku ditangisi. Ada saatnya aku ditinggalkan, ada saatnya aku meninggalkan. Itulah hidup. What you get is what you give. Begitu juga, dimana ada Pertemuan disitu ada Perpisahan. Dimana ada kata Hey disitu ada kata Bye. Tak ada yang abadi di dunia ini. Dan ini takdir. Dan takdir ini pilihan. Dan pilihan ini ada pada diri kita. Jadi intinya, hidup ini ditangan kita. Aku yang memutuskan, aku yang menjalankan, dan akhirnya aku yang merasakan. Orang lain hanya bisa memberi saran, tapi semuanya tetap kembali padaku.

Aku selalu berdoa kepada Tuhan, yang kuminta hanya satu. Jadikan apa yang aku pilih ini, yang terbaik untuku, untuknya, dan untuk mereka. Semoga Allah SWT mendengar bahwa aku membutuhkan pertolongan :)

xoxo, gc

No comments:

Post a Comment